hiki's lifelog

Weeknotes (38/2024)

What Happened

Di awal minggu, saya akhirnya selesai membaca Ascendance of a Bookworm. Akhir yang bahagia. Senang sekali saya saat membaca bagian epilog. Namun, petualangan saya bersama Ascendance of a Bookworm masih belum berakhir, karena sang penulis, Miya Kazuki, masih akan mengeluarkan cerita-cerita pendek. Ditunggu karya-karyanya.

Lalu, mulai awal minggu juga saya mencoba untuk kembali menggambar dengan drawing pen dan sketchbook ukuran A7. Karena sudah bertahun-tahun tak menggambar, tangan saya pun jadi kaku karenanya. Garis yang dihasilkan acak-acakan dan tidak konsisten. Ada gambar yang bagus, namun ada pula yang tidak, tapi tak masalah karena sketchbook saya bukan pameran seni yang menampilkan karya-karya fantastis. Sketchbook saya merupakan tempat saya berekspresi dan bereksperimen, baik itu sukses maupun gagal.

Hari Rabu merupakan waktunya saya berkonsultasi ke psikiater. Saya pun menceritakan apa yang sudah saya lakukan selama sebulan terakhir. Saat menunggu obat saya jadi di apotek rumah sakit, saya pun memperhatikan orang-orang di sekitar lalu menggambarnya. Ternyata sulit juga menggambar orang yang selalu bergerak dan berganti pose.

Di hari Jumat, saya bersama adik pergi ke sebuah mal di bilangan Jakarta. Di sana, saya menemukan drawing pen dengan harga sangat miring di salah satu stationery shop. Setelah itu, kami ke supermarket untuk beli kudapan ringan. Setelah membeli kudapan ringan, kami pun menuju ke pameran jajanan tempo dulu dan membeli mie aceh, ubi goreng, dan cumi bakar. Sebelum pulang ke rumah, saya dan adik membeli roti untuk orangtua saya. Hari yang menyenangkan.

Drawing pen

Drawing pen buatan tiongkok(?) ini merupakan drawing pen termurah yang pernah saya beli, seharga 5500 Rupiah saja.

Kue srabi

Kue srabi yang dijual di festival jajanan.

Bola ubi kopong

Bola ubi kopong. Tersedia dua warna, kuning dan ungu.

Cumi bakar

Cumi bakar, dengan harga 75.000 Rupiah per porsinya.

Things I discovered this week

Urban Sketching. Kegiatan menggambar di tempat ini sebetulnya sudah saya lakukan saat awal kuliah dulu, namun seiring waktu, tugas makin menumpuk dan jadwal pun makin padat, sehingga saya pun meninggalkan kegiatan ini. Barulah di minggu ini saya kembali lagi dengan kegiatan satu ini (re-discover).

Saya pun mulai mencari ide-ide untuk menggambar, mulai dari follow para sketchers di Instagram (kebanyakan yang saya temukan adalah sketchers asal Korea Selatan), 'memungut' ide-ide di Pinterest, sampai membaca buku tentang Urban Sketching. Perlahan tapi pasti, saya pun menemukan style gambar yang saya inginkan.

This week I'm listening to

GIF of the week

Menggambarlah seperti anak kecil. Bebas, semaunya, tanpa beban.

#Weeknotes